Indikator Kinerja Utama

Data diperoleh dari ESAKIP Surakarta

Sasaran Strategis Indikator Alasan Pemilihan Indikator Formulasi Pengukuran Definisi Operasional Tipe Penghitungan Positif/Negatif Sumber Data Penanggung Jawab Satuan TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3 TAHUN-4 TAHUN-5
Traget Rp Traget Rp Traget Rp Traget Rp Traget Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Terwujudnya masyarakat sehat dan tangguh Angka Harapan Hidup (tahun) Indikator ini dipilih untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi moralitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Non Kumulatif Positif Badan Pusat Statistik Dinas Kesehatan tahun 77,29 68.039.725.057 77,33 72.122.105.856 77,36 76.449.431.552 77,40 81.036.402.688 77,43 85.898.584.064
Terwujudnya Pembangunan ekonomi yang cerdas, berkeadilan, dan berkelanjutan Laju Inflasi Indikator ini dipilih untuk mengevaluasi sejauh mana kecenderungan meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Indikator ini juga digunakan untuk indeksasi upah dan tu Inflasi merupakan persentase kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Ada barang yang harganya naik dan ada yang tetap. Namun, tidak jarang ada barang/jasa yang harganya justru turun. Hitungan perubahan harga terse Non Kumulatif Badan Pusat Statistik Sekretariat Daerah didukung
oleh Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian, Dinas Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah dan
Perindustrian, Dinas Tenaga
Kerja, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, Dinas Komunikasi,
Informatika, Statistik dan
Persandian, Dinas P
% 2,19 40.122.627.584 1,94 42.524.585.728 2,13 45.076.059.904 2,09 47.780.624.384 2,05 50.647.462.400
PDRB per kapita Indikator PDRB per kapita dipilih untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu daerah. Nilai PDRB dibagi jumlah
penduduk dalam suatu wilayah
per periode tertentu
Non Kumulatif Positif Badan Pusat Statistik Sekretariat Daerah didukung
oleh Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, Dinas Koperasi Usaha
Kecil dan Menengah dan
Perindustrian, Dinas Tenaga
Kerja, dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
rupiah 97.956.890,00 102.879.440,00 108.264.383,00 114.157.465,00 120.490.619,00
Pertumbuhan ekonomi Indikator Pertumbuhan Ekonomi dipilih untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Semakin tinggi petumbuhan ekonomi mencerminkan tingkat produktivitas & potensi daya saing daerah. Pertumbuhan ekonomi adalah
Pertumbuhan ekonomi dari
tahun t-1 ke tahun t.
Non Kumulatif Positif Badan Pusat Statistik Sekretariat Daerah didukung
oleh Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan
Perindustrian, Dinas Tenaga
Kerja, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Badan
Penelitian dan Pengem
% 4,96 5,48 5,69 5,90 6,01
Terwujudnya Infrastruktur dan lingkungan kota yang nyaman, berbudaya, dan tangguh Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) IKLH merupakan indikator yang digunakan untuk mengevaluasi secara umum kualitas lingkungan hidup dan menilai kinerja program perbaikan kualitas lingkungan hidup baik kualitas air, kualitas udara maupun tutupan lahan. IKLH untuk mengkondisikan pen Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH) merupakan suatu
ukuran standar yang dapat menggambarkan tingkat kualitas
lingkungan hidup suatu wilayah
dengan 3 komponen didalamnya
yaitu kualitas air, kualitas
udaha, dan kualitas tutupan
lahan.
Non Kumulatif Positif Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup
didukung oleh Badan Pusat
Statistik, Sekretariat Daerah,
Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Dinas Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah dan
Perindustrian, Dinas Tenaga
Kerja, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dan Dinas
P
Angka 58,23 167.847.714.816 58,31 187.830.484.992 58,38 196.376.076.288 58,46 204.748.853.248 58,54 214.226.432.000
Indeks Williamson Indeks Williamson dipilih untuk mengukur ketimpangan pendapatan atau mengetahui seberapa besar kesenjangan antar wilayah kecamatan di Kota Surakarta. Indeks Williamson merupakan
ukuran standar yang dapat
menggambarkan tingkat
ketimpangan pendapatan atau
kesenjangan antar wilayah
kecamatan yang didapatkan
dengan menggunakan PDRB per
kapita yang dikaitkan dengan
jumlah penduduk per daerah.
Non Kumulatif Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah didukung
oleh Badan Pusat Statistik
Angka 0,35 0,35 0,35 0,34 0,34
Rasio Infrastruktur dalam kondisi baik Indikator ini dipilih untuk mengevaluasi program pembangunan lintas sektor urusan pekerjaan umum dan penataan ruang untuk mendukung pencapaian kondisi kota yang cerdas (smart), nyaman, berbudaya dan tangguh. Perbandingan akumulasi dari
jalan kondisi mantap (jalan kota
dan jalan lingkungan), jembatan
kondisi baik dan drainase
perkotaan kondisi baik (drainase
kota dan drainase lingkungan)
dengan jumlah infrastruktur
perkotaan kondisi baik.
Kumulatif Positif Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang didukung oleh Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman serta Pertanahan
% 90,06 90,92 91,84 92,76 93,65
Meningkatnya Pembangunan Sumber daya masyarakat yang kreatif, unggul, dan berbudaya maju Indeks Pembangunan Gender (IPG) IPG digunakan untuk melengkapi penghitungan IPM dengan memberikan informasi capaian pembangunan manusia yang sudah memasukkan aspek gender. IPG mengukur pencapaian dimensi dan variabel yang sama seperti IPM, tetapi mengungkapkan ketidakadilan pen IPG adalah indikator yang
menggambarkan perbandingan
(rasio) capaian antara IPM
Perempuan dengan IPM Lakilaki. Selain itu, IPG merupakan
pengukuran langsung terhadap
ketimpangan antar gender
dalam pencapaian
pembangunan manusia.
Non Kumulatif Positif Badan Pusat Statistik Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan
Anak serta Pengendalian
Penduduk dan Keluarga
Berencana didukung oleh Dinas
Pendidikan, Dinas Kesehatan,
Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
Dinas Pedagangan, Dinas
Koperasi Usaha
Angka 96,86 228.621.914.880 96,87 244.239.230.464 96,88 259.093.585.152 96,89 274.639.200.000 96,90 280.204.479.104
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) IPM sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan Reformasi Sosial dan Pembangunan Sumber daya manusia untuk menghasilkan kualitas hidup unggul. IPM merupakan indeks komposit yang dihitung dari (a) dimensi kesehatan (Angka Harapan Hidup/AHH); (b) IPM didefinisikan sebagai proses
perluasan pilihan bagi penduduk
(a process of enlarging the choice
of people). IPM mengukur
pencapaian hasil pembangunan
dari suatu daerah/wilayah dalam
tiga dimensi dasar pembangunan
yaitu: lamanya hidup,
pengetah
Non Kumulatif Positif Badan Pusat Statistik Sekretariat Daerah didukung
oleh Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian
Penduduk dan Keluarga
Berencana, Dinas Pendidikan,
Dinas Kesehatan, Dinas
Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
Dinas Perdagangan, D
Angka 83,11 83,56 84,02 84,48 84,94
Laju pertumbuhan penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Perubahan jumlah penduduk merupakan variabel pemaruh keberhasilan pembangunan, karena jumlah penduduk menjadi pembagi atau pembobot capaian pe Angka yang menunjukkan
tingkat pertambahan penduduk
per tahun dalam jangka waktu
tertentu.
Non Kumulatif Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan
Anak serta Pengendalian
Penduduk dan Keluarga
Berencana
Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan
Anak serta Pengendalian
Penduduk dan Keluarga
Berencana didukung oleh Dinas
Administrasi Kependudukan
dan Pencatatan Sipil
% 0,54 0,53 0,52 0,51 0,50
Pertumbuhan Objek Pemajuan Warisan Budaya Tak Benda dan Cagar Budaya yang ditetapkan Indikator ini dipilih untuk menilai upaya peningkatan ketahanan budaya dan kontribusi sektor kebudayaan di tengah peradaban dunia melalui perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan. Persentase Pertumbuhan Obyek Pemajuan Wari Indikator Pertumbuhan Objek
Pemajuan Warisan Budaya Tak
Benda yang ditetapkan sebagai
obyek pemajuan kebudayaan (%)
berdasarkan Perda Kota
Surakarta Nomor 1 Tahun 2018
tentang Pemajuan Warisan
Budaya Tak Benda, sedangkan
Pertumbuhan warisan budaya
Kumulatif Positif Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata didukung oleh Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
% 37,50 46,33 48,42 50,48 54,05
Tingkat Pengangguran Terbuka Penurunan tingkat pengangguran terbuka mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang termasuk dalam pengangguran untuk meningkatkan pembangunan sumber daya masyarakat yang kreatif, unggul dan berbudaya maju. Persentase jumlah
pengangguran terhadap jumlah
angkatan kerja.
Non Kumulatif Negatif Badan Pusat Statistik Dinas Tenaga Kerja didukung
oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil
dan Menengah dan Perindustrian, Dinas Sosial,
Dinas Pendidikan, Dinas
Perdagangan, Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak serta
Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana, D
% 6,70 6,20 5,70 5,30 4,80
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang cerdas dan akuntabel dilandasi kearifan budaya lokal Capaian kinerja sasaran pembangunan daerah (RPJMD) Indikator ini dipilih untuk mengevaluasi kapasitas tata kelola pemerintahan yang reponsif, akuntabel, dan inovatif dalam tingkat akuntabilitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi kinerja pembangunan dari aspek capaian sasaran pembangunan sesuai Rata-rata perbandingan antara
realisasi kinerja tujuan RPJMD
tahun n dengan target kinerja
tujuan RPJMD tahun n
Non Kumulatif Positif Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (berdasar
input data dari seluruh OPD)
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
% 80,00 156.269.714.144 80,00 164.635.894.080 80,00 177.676.573.472 80,00 186.877.620.896 85,00 198.938.207.904
Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah digunakan untuk menilai kualitas kinerja tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel dalam periode tertentu. Berdasarkan Permendagri 19
Tahun 2020, Indeks Pengelolaan
Keuangan Daerah merupakan
kondisi ideal yang memberikan
gambaran tentang pengelolaan
keuangan daerah ang dilihat
dari :
a. Kesesuaian dokumen
perencanaan dan
penganggaran meliputi
keseuaia
Non Kumulatif Positif Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah
Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah didukung oleh
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan
Badan Pendapatan Daerah
Huruf B A A A A
Indeks reformasi birokrasi Indeks Reformasi Birokrasi digunakan untuk mengukur birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-n Indeks Reformasi birokrasi
mengukur 8 area perubahan: (i)
organisasi; (ii) tata laksana; (iii)
SDM Aparatur; (iv) peraturan
perundang-undangan; (v)
pengawasan; (vi) akuntabilitas;
(vii) pelayanan publik; (viii)
budya kerja aparatur (culture set
an
Non Kumulatif Positif Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah didukung
Inspektorat, Badan Kepegawaian
dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia, Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan, Dinas
Komunikasi, Informatika,
Statistik dan Persandian, Badan
Perencanaan Pembangunan
Daerah, Dinas Administrasi
Kep
Angka 73,00 75,00 80,00 85,00 86,00
Nilai Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nilai Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IPTIK) menunjukkan potensi dan progress pembangunan TIK suatu wilayah, kesenjangan digital, serta potensi pengembangan TIK. Nilai Pembangunan TIK diukur dari 7 indikator yang terbagi dalam 3 dim Nilai TIK merupakan suatu
ukuran yang dapat
menggambarkan tingkat
pembangunan teknologi
informasi dan komunikasi suatu
wilayah, kesenjangan digital,
serta potensi pengembangan
TIK.
Non Kumulatif Positif Dinas Komunikasi, Informatika,
Statistik dan Persandian
Dinas Komunikasi, Informatika,
Statistik dan Persandian
didukung oleh Badan Pusat
Statistik dan Badan
Perencanaan Pembangunan
Daerah
Angka 7,82 8,21 8,58 8,85 9,12
Terwujudnya penurunan angka kemiskinan dan ketimpangan Angka Kemiskinan Penurunan angka kemiskinan mengindikasikan keberhasilan upaya Inklusivitas pembangunan kota dalam Pemenuhan kebutuhan hak dasar, untuk perwujudan misi jangka panjang kota Reformasi Sosial dan Pembangunan Sumber daya manusia yang sehat, kreatif, p Persentase penduduk yang
berada dibawah Garis
Kemiskinan (GK).
Non Kumulatif Negatif Badan Pusat Statistik Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah didukung
oleh Dinas Sosial, Dinas
Pendidikan, Dinas Kesehatan,
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan
Menengah dan Perindustrian,
Dinas Tenaga Kerja, Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak serta
Pengendalia
% 8,25 44.750.610.432 7,89 77.603.143.680 7,56 82.259.337.216 7,23 87.194.894.336 6,92 92.426.592.256
Ketimpangan pendapatan (ukuran Bank Dunia) Indikator Ketimpangan Pendapatan (Ukuran Bank Dunia) dipilih untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan. Indikator ini untuk melihat pencapaian sasaran menurunnya angka kemiskinan dan ketimpangan. Bank Dunia mengelompokkan
penduduk ke dalam tiga
kelompok sesuai dengan
besarnya pendapatan: 40%
penduduk dengan pendapatan
rendah, 40% penduduk dengan
pendapatan menengah dan 20 %
penduduk dengan pendapatan
tinggi.
Non Kumulatif Positif Badan Pusat Statistik
Sekretariat Daerah didukung
oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
% 17,95 19,36 18,15 19,70 19,76
Rasio kawasan kumuh Indikator rasio kawasan kumuh mengindikasikan upaya inklusivitas pembangunan pemenuhan kebutuhan hak dasar, menuju kota berkarakter budaya unggul. Perbandingan luas lingkungan
permukiman kumuh dalam
suatu wilayah/kota.
Kumulatif Negatif Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman serta Pertanahan
Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman serta Pertanahan
didukung oleh Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang dan
Dinas Lingkungan Hidup
% 2,30 1,99 1,56 1,10 0,67
Terbentuknya Pembangunan mental masyarakat yang berkarakter dan Kota yang tangguh Persentase penyelesaian pelanggaran K4 Indikator ini dipilih untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan lintas sektor berhasil untuk menurunkan pelanggaran dan meningkatkan penyelesaian K4 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan, Kesehatan Persentase jumlah pelanggaran
K4 yang telah tertangani dalam
periode satu tahun.
Non Kumulatif Positif Satuan Polisi Pamong Praja


Satuan Polisi Pamong Praja, Badan Kesatuan Bangsa dan Polotik dan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian % 96,00 5.789.674.432 96,10 9.261.096.768 96,20 9.930.352.640 96,50 10.477.789.952 96,70 11.145.814.528